🚀 1. Biaya Sangat Mahal
- Membuat dan mengoperasikan teleskop luar angkasa membutuhkan dana miliaran dolar.
- Termasuk biaya:
- Riset dan pengembangan
- Produksi material canggih (cermin, pendingin, dll.)
- Peluncuran roket
- Kendali dan pemeliharaan dari Bumi
📌 Contoh: James Webb Space Telescope menelan biaya lebih dari US$10,5 miliar.
🛠️ 2. Sulit atau Tidak Mungkin Diperbaiki
- Setelah diluncurkan, teleskop biasanya tidak bisa diperbaiki jika terjadi kerusakan.
- Hubble bisa diperbaiki karena berada cukup dekat dan ada pesawat ulang-alik. Tapi teleskop seperti James Webb, yang berada 1,5 juta km dari Bumi, tidak bisa dijangkau.
⚠️ Ini membuat desain dan pengujian harus sangat hati-hati, karena kesalahan kecil bisa membuat misi gagal.
🧊 3. Keterbatasan Energi dan Daya Tahan
- Teleskop di luar angkasa bergantung pada panel surya dan sistem pendingin rumit.
- Setelah kehabisan energi atau bahan pendingin, teleskop bisa menjadi tidak aktif, seperti:
- Spitzer Space Telescope (inframerah) yang pensiun karena kehilangan pendingin kriogenik.
🛰️ 4. Waktu Peluncuran dan Persiapan Sangat Lama
- Pembangunan teleskop luar angkasa bisa memakan waktu 10–20 tahun.
- Termasuk:
- Desain teknis
- Pengujian ekstrem (getaran, suhu, vakum)
- Koordinasi antar-lembaga internasional
📌 Jika ada penundaan, seluruh jadwal ilmiah bisa tertunda bertahun-tahun.